Jumat, 23 Maret 2012

Episode #6: Hanya untuk Oposisi?

[Monggo diklik buat memperbesar]
Bukan bermaksud menyindir golongan mana pun. Hanya mengajak berpikir, jangan-jangan akibat dari distorsi dan hilangnya kepercayaan kita kepada pemerintah, akhirnya melahirkan ideologi anti-pemerintah.

Kamis, 22 Maret 2012

Episode #5: Tolak BBM untuk Siapa?

[Monggo diklik buat memperbesar]
Manusia memang paling pandai melihat kesalahan orang lain -mungkin juga kesalahan sistem pemerintah. Tapi, paling sulit melihat kesalahannya sendiri. Ironi sekali, menolak BBM atas nama rakyat kecil, tapi premium yang disubsidi masih disedot juga untuk kepentingan pribadi. Mari mengoreksi diri, jangan sampai menjadi orang yang hanya bisa menuntut, tapi nggak mau berubah. :)

Sabtu, 17 Maret 2012

Episode #4:Krisis Apresiasi?

Monggo diklik buat memperbesar
Ketika apresiasi adalah hal yang sangat jarang dilakukan, jutaan kali aksi menjadi gaya oposisi. Atau mungkin memang ini yang diajarkan turun temurun kita, terutama sejak keberhasilan angkatan '98 menggulingkan Soeharto. Disadari atau tidak, kita hanya bisa menuntut, tapi tak pernah menghargai ketika orang atas berhasil menyelesaikan beberapa masalah yang kompleks.

Kita masih menjadi negara yang kekanakan: merengek ketika tak mendapatkan sesuatu yang diinginkan dari orang tua dan acuh ketika orang tua berhasil memberikan. Seperti tak tahu terimakasih.

Disadari atau tidak. Itulah kita. Indonesia. Bangsa inlander. Sampai kapankah krisis apresiasi seperti ini akan terjadi?

Kamis, 15 Maret 2012

Episode #3: Ketika Buku diharamkan!

[ monggo diklik buat memperbesar ]
Mendambakan kemenangan, tapi cupu karena nggak tau musuhnya sendiri?
Base on pengalaman pribadi. T.T

Rabu, 14 Maret 2012

Episode #2: Indonesia's Founding Father

[ monggo diklik buat memperbesar ]

Ada yang tahu kisah founding father kita? Ini sekilasnya (banget) aja.

Selasa, 13 Maret 2012

Episode #1: Malaikat Isrofil dan Terompetnya

[ monggo diklik buat memperbesar ]

Terkadang kita sering acuh dengan pertanyaan-pertanyaan lugu dari anak-anak, padahal sebenarnya pertanyaan-pertanyaan mereka mengandung makna filosofis yang mendalam. Kita -yang mengaku sudah dewasa- seakan terkungkung oleh rutinitas dan membatasi daya imajinasi kita. :)