Episode #9: Biarlah Orang Berkata Apa

[Monggo di klik untuk diperbesar]

 Terlalu banyak mendengar celoteh orang, terkadang membuat kita bingung sendiri. Diam salah, cerewet salah, ini salah, itu salah. Kalau orang bilang, Anjing menggonggong kafilah berlalu. Kalau kata gue, biarlah orang berkata apa. Apa salah, apa benar, apa apa aja. Yaelah, selow aja. Oke, baik.

Episode #8: Awas Hukum Karma SMS

[ Monggo di-klik buat memperbesar gambar]

Kesel nggak sih, kalau kita sms tapi ndak dibalas? Apalagi sms-sms itu penting banget buat kita? Terkadang kita menyepelekan sms-sms orang, mau itu pertanyaan yang nggak masuk akal sekalipun, sms verifikasi, bahkan jarkom yang butuh konfirmasi sekalipun. Atau ada diantara kita yang malas membalas sms dosen atau orang tua kita?

Ternyata di sms juga berlaku hukum karma, "Barang siapa yang tidak suka membalas sms orang lain, maka niscaya smsnya tidak akan dibalas pula". Ingat itu! :)

Episode #7: Semoga Mawadah Warohmah

Tahun ini, banyak banget temen, kakak kelas, dan keluarga gue yang nikah. Hmm... Semoga sakinah, mawadah, warohmah ya. Semangat membangun keluarga. :) #Kapan nyusul? Entahlah, kapan-kapan aja. haha.

Bagi yang udah wisuda, udah siap nikah, tapi belum juga dapat jodoh, jangan galau ya. haha.

^^v. (piss, bang).

Episode #6: Hanya untuk Oposisi?

[Monggo diklik buat memperbesar]

Bukan bermaksud menyindir golongan mana pun. Hanya mengajak berpikir, jangan-jangan akibat dari distorsi dan hilangnya kepercayaan kita kepada pemerintah, akhirnya melahirkan ideologi anti-pemerintah.

Episode #5: Tolak BBM untuk Siapa?

[Monggo diklik buat memperbesar]

Manusia memang paling pandai melihat kesalahan orang lain -mungkin juga kesalahan sistem pemerintah. Tapi, paling sulit melihat kesalahannya sendiri. Ironi sekali, menolak BBM atas nama rakyat kecil, tapi premium yang disubsidi masih disedot juga untuk kepentingan pribadi. Mari mengoreksi diri, jangan sampai menjadi orang yang hanya bisa menuntut, tapi nggak mau berubah. :)

Episode #4:Krisis Apresiasi?

Monggo diklik buat memperbesar

Ketika apresiasi adalah hal yang sangat jarang dilakukan, jutaan kali aksi menjadi gaya oposisi. Atau mungkin memang ini yang diajarkan turun temurun kita, terutama sejak keberhasilan angkatan '98 menggulingkan Soeharto. Disadari atau tidak, kita hanya bisa menuntut, tapi tak pernah menghargai ketika orang atas berhasil menyelesaikan beberapa masalah yang kompleks.

Kita masih menjadi negara yang kekanakan: merengek ketika tak mendapatkan sesuatu yang diinginkan dari orang tua dan acuh ketika orang tua berhasil memberikan. Seperti tak tahu terimakasih.

Disadari atau tidak. Itulah kita. Indonesia. Bangsa inlander. Sampai kapankah krisis apresiasi seperti ini akan terjadi?

Episode #3: Ketika Buku diharamkan!

[ monggo diklik buat memperbesar ]

Mendambakan kemenangan, tapi cupu karena nggak tau musuhnya sendiri?
Base on pengalaman pribadi. T.T